SEPEDA XC - Cross Country
1.Bobot
Sepeda XC berorientasi pada unsur keringanan.
Pada sepeda high end bobot framenya bisa kurang dari 1 Kg.
Dan 8,5 sampai 13 Kg untuk Full Bike, bandingkan dengn sepeda Downhill yg bisa mencapai 20 Kg lebih.
Karenanya fabrikan terus melakukan riset untuk revolusi material, baik material frame ataupun komponen
2.Hardtail vs FS
Sepeda XC terbagi 2 type : Hardtail dan Full suspension
Dimana jenis pertama masih menjadi favorit kalangan MTBer.
Sepeda hardtail memang lebih menawarkan efisiensi engkolan yg lebih baik.
Selain itu tidak adanya shock (rear) juga memangkas bobot, cost, maintenance yg tidak njlimet.
adapun kelemahan badan rider lebih banyak menerima guncangan karena hanya mengandalkan Fork.
Kebalikannya XC yg type Full Sus, menawarkan kenyaman lebih diberbagai type track.
Namun demikian banayk pembalab XC menghindari type ini, karena terkait masalah efisiensi genjotan.
3.Geometry
Ciri khas XC lainnya adalah seat dan head anglenya yg curam.
Kisaran seat anglenya 71 - 74 deg. sementara head anglenya antara 69 - 71 deg.
Komposisi ini adalah menyesuaikan karakterisitik track cross country yang banyak menyajikan climbing dan single track yg meliuk.
4.Fork
Track XC yg dominan tanjakan, turunan, drop off kecil dan single track akan menimbulakan guncangan terhadap rider.
Untuk melibas track yg demikian dibutuhkan fork bertravel yg tidak rigid (seperti sepeda balap}
Salah satu contoh sepeda XC
Head Tube angle 70*
Seat Tube angle 73*
Chainring 3 sproket, 24 - 48 T
Rem: Disc with rotor 6 " depan belakang sama
Stem 70 -130 mm
Handle bar 23 -25 " Riser 0-1,5 "
Travel Fork 80 - 100 mm Dia 30 -32mm
Ban 26 x 1.9-2.3 "
Geometry ini sedikit berubah pada masing masing Brand namun tidak signifikan.
Contoh : Geometry merk Trek dengan GT tentu berbeda walaupun sedikit.
dan apabila anda berniat membeli sepeda, sesuaikan speda yg anda beli dengan medan apa yang akan anda gowes.
Sepeda XC berorientasi pada unsur keringanan.
Pada sepeda high end bobot framenya bisa kurang dari 1 Kg.
Dan 8,5 sampai 13 Kg untuk Full Bike, bandingkan dengn sepeda Downhill yg bisa mencapai 20 Kg lebih.
Karenanya fabrikan terus melakukan riset untuk revolusi material, baik material frame ataupun komponen
2.Hardtail vs FS
Sepeda XC terbagi 2 type : Hardtail dan Full suspension
Dimana jenis pertama masih menjadi favorit kalangan MTBer.
Sepeda hardtail memang lebih menawarkan efisiensi engkolan yg lebih baik.
Selain itu tidak adanya shock (rear) juga memangkas bobot, cost, maintenance yg tidak njlimet.
adapun kelemahan badan rider lebih banyak menerima guncangan karena hanya mengandalkan Fork.
Kebalikannya XC yg type Full Sus, menawarkan kenyaman lebih diberbagai type track.
Namun demikian banayk pembalab XC menghindari type ini, karena terkait masalah efisiensi genjotan.
3.Geometry
Ciri khas XC lainnya adalah seat dan head anglenya yg curam.
Kisaran seat anglenya 71 - 74 deg. sementara head anglenya antara 69 - 71 deg.
Komposisi ini adalah menyesuaikan karakterisitik track cross country yang banyak menyajikan climbing dan single track yg meliuk.
4.Fork
Track XC yg dominan tanjakan, turunan, drop off kecil dan single track akan menimbulakan guncangan terhadap rider.
Untuk melibas track yg demikian dibutuhkan fork bertravel yg tidak rigid (seperti sepeda balap}
Salah satu contoh sepeda XC
Head Tube angle 70*
Seat Tube angle 73*
Chainring 3 sproket, 24 - 48 T
Rem: Disc with rotor 6 " depan belakang sama
Stem 70 -130 mm
Handle bar 23 -25 " Riser 0-1,5 "
Travel Fork 80 - 100 mm Dia 30 -32mm
Ban 26 x 1.9-2.3 "
Geometry ini sedikit berubah pada masing masing Brand namun tidak signifikan.
Contoh : Geometry merk Trek dengan GT tentu berbeda walaupun sedikit.
dan apabila anda berniat membeli sepeda, sesuaikan speda yg anda beli dengan medan apa yang akan anda gowes.
Type XC FS / Marathon
Type XC Hard Tail
Type Recreational
Type Free Ride & Down Hill
Type Dirt Jump
Type All Mountain (AM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar